menu

Rabu, 29 Juni 2016

PENGGUNAAN MAJAS DALAM MENULIS SEBUAH PUISI



PENGGUNAAN MAJAS DALAM MENULIS SEBUAH PUISI


           Yang dimaksud dengan Majas di sini adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan, tamsil ibarat atau perumpamaan, kata-kata bukan dalam arti yang sebenarnya. Menulis sebuah puisi memang memerlukan penggunaan majas. Kenapa? Karena sebuah puisi akan lebih berasa, indah dan puitis bila menggunakan majas. Karena fungsi majas memang untuk memberi keindahan dan keselarasan dalam sebuah puisi. Sebuah majas penuh dengan konotasi akan mampu memikat hati pembaca secara indrawi. Di samping itu penggunaan majas mampu menghidupkan, meningkatkan efek dan konotasi tertentu. Majas juga mampu membuat puisi memancarkan banyak makna. Di samping itu penggunaan majas dalam sebuah puisi akan menghasilkan kesenangan imajinatif dan imaji tambahan dalam sebuah puisi, dapat menambah intensitas perasaan penyair dalam menyampaikan makna dan menyampaikan sikap penyair serta dapat menyampaikan sesuatu yang luas dengan bahasa yang singkat dan padat.


       Untuk lebih itu lebih jelasnya, mari kita cermati uraian Majas secara umum dan rinci sebagai berikut di bawah ini

  1. Majas Metapora, majas yang membandingkan sesuatu secara langsung tanpa menggunakan kata penghubung
Contohnya
Aku ini biatang jalang
Akulah camar yang tersesat menuju daratan
  1. Majas Simille adalah yang membandingkan sesuatau dengan menggunakan kata penghubung seperti, seumpama, laksana, bagaikan dlL
Contohnya
Dia seperti harimau lapar mengincar mangsa
Ia bagaikan pungguk merindukan bulan  
Sebenarnya aku dan dia bagai langit dan buni
  1. Majas Personifikasi majas yang membandingkan benda bersifat seperti manusia.
Contohnya
      Nyiur melambai di sepnajangt pantai
      Banjir itu datang lagi mengepung kota Jakarta.
      Mentari tersenyum ria menymbut pagi
  1. Majas Pleonasme, majas yang mengatakan sesuatu yang sudah jelas.
Contohnya
      Darah merah itu muncrat ke mana-mana.
      Ia menendang bola dengan kakinya
      Genangan air itu sudah memasuki rumah
      Diam-diam ia naik ke atas lalu turun ke bawah.
  1. Majas Hiperbola, majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berlebihan sehingga seperti tak masuk akal.
Contohnya
      Aku mau hidup seribu tahun lagi
      Pecah kepalaku memikirkanmu
      Dalam keluargaku terjadi perang dunia ke tiga 
      Serasa ada seribu jaum menusuk di kepalaku
  1. Majas Litotes adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara mengecilkan arti
Comtohnya
      Inilah gubukku yang sepi
      Padahal yang dkatakan gubuk itu adalah sebuah    
      rumah mewah yang lengkap dengan fasilitas yang
      serba wah.
  1. Majas Ironi adalah ungkapan sindiran tajam dengan mengatakan yang sebaliknya.
      Contohnya
      Eneg aku mendegar suaramu yang merdu itu
      Pagi sekali kau datang pagi ini. Sekarang baru 
      pukul 11.30,” kata Ibu pengajar Matematika
  1. Majas Paradoks majas yang mengungkapkan dua hal dengan ungkapan yang bertentangan pada saat yang sama.
Contohnya
Sepi hatiku di tengah pesta ini.
  1. Majas Klimaks adalah majas yang mengungkapkan sesutu dengan menyebutkan urutan yang semakin meningkat.
      Contohnya
      Sejak SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi 
      ia selalu menjadi juara kelas dan lulusan terbaik.
  1. MajasAnti Klimaks majas yang mengungkapkan sesuatu dengan urutan pikiran yang semakin menurun dari gagasan sebelumnya.
Contohnya
      Seluruh jenjang pendidikan dari Perguruan   
      Tinggi, SLTA, SLTP, SD sampai TK dan PAUD 
      harus mendapat perhatian yang sama.
  1. Majas Sarkasme majas yang mengungkapkan sesuatu dengan kasar keras menyakitkan hati.
      Contohnya
      Dasar otak udang!
      Muak aku melihat wajahmu.
  1. Majas Metonomia majas yang mengungkapkan sesuatu dengan menyebutkan merek/ nama yang sama sifatnya.
      Contohnya judul sebuah puisi Kereta Api Senja    
       yang maksudnya adalah perjalanan hidup yang 
       memasuki masa lansia.
            Kami pulang kampung naik kijang.
            Maksudnya dengan mobil kikang   
  1. Majas Pars Pra Toto majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara menyebutkan sebagian saja untuk  keseluruhannya.
            Contohnya,
             Sejak kemaren tak terlihat batang hidungnya
  1. Majas Totem Pro Parte majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara menyebutkan keseluruhan tetapi yang dimaksud hanya sebagiannya saja.
      Contohnya
      Dalam Kejuaraan Futsal tahun ini SMA  Garuda  
      menang telak 5 – 0 atas SMA Mawar Jingga.
  1. Majas Eupimisme majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara memperhalus kata.
      Contohnya,
            Ia agak lambat menerima pelajaran 
             matematika.  
             Sebenarnya ia bodoh dalam hal matematika.
  1. Majas Paralellisme majas yang mengungkapkan  dua hal yang sejajar dan setara.
             Contohnya
             Di tengah melambungnya harga, Suaramu 
             semakin merdu saja.
  1. Majas Elipsis majas yang mengungkapkan sesuatu dengan menghilangkan salah satu kata.
      Contohnya
      Ibu ke pasar membeli keperluan dapur. Kata yang dihilangkan di sini   
      adalah kata Pergi.
  1. Majas Asindenton majas yang mengungkapkan sesuatu tanpa menggunakan kata sambung.
Contohnya
      Saya melihat, saya mendekat, saya menyapa
      Anak yang berbaju putih itu.
  1. Majas Polisindento adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara menggunakan kata sambung.
Contohnya
      Saya melihat lalu saya mendekat dan saya  
      menyapa anak yang berbaju putih itu.
  1. Majas Kiasmus majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara menggunakan intervensi antara dua kata yang berkaitan.
      Contohya
      Ia itu kaya tetapi merasa miskin
  1. Majas Tautotes majas yang mengungkapkan sesuatu dengan menyebutkan yang sama artinya
Contohnya
      Ia berani, ia gagah perkasa, ia tidak takut
      menghadapi preman-preman itu.
  1. Majas Anafora adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan mengulang kata pertama pada larik-larik yang berurutan,
Contohnya
      Aku bersendau gurau bersama gelombang
      Aku bernyanyi bersama burung-burung
      Aku bersiul bersama angin
  1. Majas Epifora majas yang mengungkapkan sesuatu dengan mengulang kata terakhir
      Contohnya
      Kau marahi, dia diam saja
      Disindir, diledek, dipojokkan. ia diam saja
      Bahkan difitnah secara keji pun , ia diam saja.
  1. Majas Epanalepsis majas yang mengungkapkan sesuatu dengan mengulang kata pertama dan kata terakhir pada larik-larik yang berurutan.
      Contohnya
     Jangan jadi penjahat, aku tak suka
     Jangan jadi preman seperti mereka, aku tak suka
     Jangan jadi koruptor aku juga tak suka
  1. Majas Antilesis majas yang mengungkapkan sesuatu yang berlawanan.
Contohnya
Air susu dibalas dengan air tuba
  1. Majas  Aksimoron adalah majas mengungkapkan antar bagiannya.
Contohnya
Cinta membuat kita bahagia, tetapi cinta juga membuat kita menderita
  1. MajasAntanaklasis, majas yang memgungkapkan  dua kata yang sama tetapi berbeda artinya
Contohnya
Ibu membawa buah tangan , yaitu buah apel dan buah naga
  1. Majas Retoris adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan pertanyaan yang yang tidak memerluakan jawaban karena jawabannya sudah diketahui
Contohnya
Beginikah rasanya jatuh cinta?
  1. Majas Enumerasio adalah yang mengungkapkan sesuatu dangan cara menguraikan urutan bagian dari keseluruhan
Contohnya.
Lihatlah betapa asri disekeliling rumah kita
Ada sungai kecil selalu setia pada riak dan arusnya. Ada taman kecil dengan aneka bunga tumbuh di sana. Di pjok ada bangku buat bersantai bersama.
  1. Majas Ekslamasio, majas yang mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan kata seru.
Contohnya.
Jangan tunduk. Tentang aku dengan berani.
  1. Majas Invertse adalah yang mengungkapkan sesuatu dengan mendahulukan predikat sebelum subyek.
Contohnya.
Tersenyum ia saat melihat yang dinanti telah datang.
  1. Majas Perifrase  majas yang mengungkapkan sesuatu dengan ungkapan panjang yang sebenarnya bisa saja dengan ungkapan yang lebih pendek
Contohnya
Kemaren, kemarennya lagi, hari ini dan besok ia juga akan pergi ke pasar hanya untuk menemui seseorang yang sudah menjadi pacarnya.
  1. Majas Repetisi adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan perulangan kata
Contohnya.
Selamat tinggal Banjarmasin, selamat tinggal kota kelahiranku, selamat tinggal kenangan, selamat tinggal semuanya.
  1. Majas Simbolik adalah majas yang menyebutkan sesuatu dengan cara membandingkannya dengan benda lain. Contohnya
Ia telah menjadi lintah darat.
  1. Majas Antonomasia majas yang mengungkapkan
Sesuatu nama gelaran berdasarkan sifat dan keadaanya. Contohnya
Contohnya.
Si Kribo, Si Jangkung, Si Cantik
  1. Majas alegori adalah majas yang mengungkapkan dengan menggunakan kiasan atau penggambaran yang di kemas dalam cerita atau uraian
Contohnya.
Suami sebagai kpala keluarga seperti nakhoda dalam sebuah pelayaran, ia harus bisa membaca peta, arah angina dan gelombang, dan ia juga harus bisa membaca posisi bintang dimalam gelap.

       Selanjutnya di sini kita akan mencermati penggunaan majas pada dalam puisi  (1). Menjahit Sehelai Asa karya M Johansyah, (2). Seperti Laut karya Micky Hidayat, dan (3). Hanya Kepada Ombak karya Rezqie Muhammad Alfajar berikut di bawah ini
***
1
Penggunaan Majas Dalam Puisi Menjahit Sehelai  Asa
Karya M Johansyah

Menjahit Sehelai Asa

Malam taklah diam
terus merenda dalam senyap
dan jarum itu telah merapikan sisi jahitan
berkali-kali lepas tusukan
mengena ujung jari lagi dalam
berulang, lukai dan pedih
namun benang terus menjalur di pintalan
sedang hati merenungi sebuah kesabaran
hingga helai-helai kain menanti

malam taklah diam
menyapa kejujuran yang memupus

dari mana lagi aku harus memperhatikan
di kala hidup tidak putih seperti sehelai kain
dalam corak dan ragam
dalam segala permintaan
dilema, keterpaksaan menggurat nadi
meski sepotong kemeja harus jadi
lalu bertkah untuk menolak

malam taklah diam
menimbun kantuk melarikan hati

Batulicin, 07 Februari 2013 
( SILUET RUMAH LAUT, Hal. 40)

       Puisi yang berjudul Menjahit Sehelai Asa karya M Johansyah ini masuk Puisi Deskriptif impresionistik yang mengungkapkan kesan  penyair tentang keinginannya yang ditandai dengan judul Menjahit Sehelai Asa dalam penulisan judul, dan dalam ungkapan Malam taklah diam terus merenda dalam senyap. di larik 1 dan 2
   
       Puisi ini ditulis dengan menyajikan Majas Personifikasi, Majas Perifrase, Majas Paralellisme dan Majas Anafora. Untuk lebih jelasnya mari kita cermati penggunaan majas dalam puisi Menjahit Sehelai Asa berikut di bawah ini.

1. Malam taklah diam
2. terus merenda dalam senyap
3. dan jarum itu telah merapikan sisi jahitan
4. berkali-kali lepas tusukan
5. mengena ujung jari lagi dalam
6. berulang, lukai dan pedih
7. namun benang terus menjalur di pintalan
8. sedang hati merenungi sebuah kesabaran
9. hingga helai-helai kain menanti

10. malam taklah diam
11. menyapa kejujuran yang memupus

12. dari mana lagi aku harus memperhatikan
13. di kala hidup tidak putih seperti sehelai kain
14. dalam corak dan ragam
15. dalam segala permintaan
16. dilema, keterpaksaan menggurat nadi
17. meski sepotong kemeja harus jadi
18. lalu beratkah untuk menolak

19. malam taklah diam
20. menimbun kantuk melarikan hati

       Baiklah kita awali mencermati penggunaan majas di bait 1 berikut di bawah ini.

1. Malam taklah diam
2. terus merenda dalam senyap
3. dan jarum itu telah merapikan sisi jahitan
4. berkali-kali lepas tusukan
5. mengena ujung jari lagi dalam
6. berulang, lukai dan pedih
7. namun benang terus menjalur di pintalan
8. sedang hati merenungi sebuah kesabaran
9. hingga helai-helai kain menanti

       Berdasarkan paparan di atas, kita ketahui bahwa bait 1 ini ditulis dengan menggunakan Majas Personifikasi yang mengungkapkan sesuatu menjadi hidup seperti layaknya hidup manusia. Hal ini ditandai dengan ungkapan Malam taklah diam di larik 1, merenda dalam senyap di larik 2   merapikan sisi jahitan di larik 3 dan dalam ungkapan hati merenungi sebuah kesabaraan di larik 8.

       Di bait 1 ini juga ada Majas Parallellisme, majas yang mengungkapkan dua hal yang sejajar dan setara yang ditandai dengan ungkapan namun benang terus menjalur di pintalan di larik 7 yang sejajar dengan ungkapan sedang hati merenungi sebuah kesabaran di larik 8.

       Bait 1 ini secara keseluruhan merupakan Majas Perifrase yang mengungkapkan sesuatu dengan ungkapan panjang yang sebenarnya bisa saja diungkapkan dengan ungkapan pendek. Ini dapat kita rasakan dalam ungkapan Malam taklah diam, terus merenda dalam senyap dan jarum itu telah merapikan sisi jahitan berkali-lali lepas tusukan, mengena ujung jari  lagi  dalam, berulang   lukai  dan  pedih, namun benang terus menjalur di pintalan, sedang hati merenungi sebuah kesabaran hingga helai-helai kain menanti.

       Berikutnya marilah kita cermati penggunaan majas di bait 2 berikut di bawah ini.

10. malam taklah diam
11. menyapa kejujuran yang memupus

       Bait 2 ini ditulis dengan Majas Personifikasi yang ditandai dengan ungkapan malam taklah diam di larik 10 dan dalam ungkapan menyapa kejujuran yang memupus di larik 11.
       Selanjutya, mari kita cermati penggunaan majas di bait 3 sebagai berikut di bawah ini.

12. dari mana lagi aku harus memperhatikan
13. di kala hidup tidak putih seperti sehelai kain
14. dalam corak dan ragam
15. dalam segala permintaan
16. dilema, keterpaksaan menggurat nadi
17. meski sepotong kemeja harus jadi
18. lalu beratkah untuk menolak

       Bait 3 ini ditulis dengan menggunakan Majas Retoris yang mengungkapkan sesuatu dengan pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban, yang ditandai dengan kata tanya dari mana di larik 12 dalam ungkapan dari mana lagi aku harus memperhatikan dan di larik 18 dalam ungkapan lalu beratkah untuk menolak.

       Bait 3 ini juga ditulis dengan Majas Alegori yang mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan kiasan atau penggambaran yang dikemas dalam sebuah cerita atau uraian. Hal ini ditandai dengan ungkapan seperti sehelai kain dalam larik dari mana lagi aku harus memperhatikan di kala hidup tidak putih seperti sehelai kain dalam corak dan ragam dalam segala permintaan, dilema, keterpaksaan menggurat nadi meski sepotong kemeja harus jadi lalu beratkah untuk menolak.

       Di sini juga ada Majas Anafora yang ditandai dengan pengulangan kata dalam di awal larik 14 dan di awal larik 15 dalam untaian kata dalam corak dan ragam dan dalam segala permintaan.
       Berikutnya mari kita cermati penggunaan majas di bait terakhir sebagai berikut di bawah ini.

19. malam taklah diam
20. menimbun kantuk melarikan hati

       Bait terakhir ini kembali ditulis dengan menggunakan Majas Personifikasi yang mengungkapkan malam itu hidup seperti manusia yang ditandai dengan dengan ungkapan Malam taklah diam di larik 19, dan ungkapan menimbun kantuk melarikan diri di larik 20.  
***
2
Penggunaan Majas dalam Puisi Seperti Laut
Karya Micky Hidayat

Seperti Laut

aku ingin seperti laut
tak pernah lelah menarikan ombaknya .
tak pernah henti menggerakan arusnya
dan menyimpan misteri kedalamannya

aku ingin seperti laut
tak lelah-lelah
tak henti-henti
dengan segenap keikhlasan
bersujud
berdoa
berzikir
bersyukur
dan melebur
di keluasan semesta-Mu

       Puisi yang berjudul Seperti Laut karya Micky Hidayat ini, ditinjau dari penuturannya puisi termasuk Puisi Lirik yang ditandai dengan Aku lirik sebagai penutur puisi. Ini jelas terbaca pada larik aku ingin seperti laut.
       Puisi ini ditulis dengan menggunakan Majas Simile, Majas Personifikasi, Majas Anafora dan Majas Tautotes. Selanjutnya untuk ini marilah kita telisik dengan seksama penggunaan majas dalam puisi Seperti Laut berikut di bawah ini. .

1. aku ingin seperti laut
2. tak pernah lelah menarikan ombaknya .
3. tak pernah henti menggerakan arusnya
4. dan menyimpan misteri kedalamannya  

5. aku ingin seperti laut
6. tak lelah-lelah
7. tak henti-henti
8. dengan segenap keikhlasan
9. bersujud
10. berdoa
11. berzikir
12. bersyukur
13. dan melebur
14. di keluasan semesta-Mu

       Berdasarkan paparan di atas kita temui bahwa puisi ini ditulis dengaa menggunakan Majas Simile yang ditandai dengan penggunaan kata seperti dalam ungkapan aku ingin seperti laut di bait 1 larik 1 dan di bait 2 larik 5. Puisi ini juga ditulis dengan majas personifikasi yang ditandai dengan ungkapan seolah-olah laut itu hidup seperti manusia, (yang) tak pernah lelah menarikan ombaknya di larik 2, (yang) tak pernah henti menggerakkan arusnya di larik 3. yang dengan segenap keikhlasannya di larik 9 ia bersujud, di larik 10 ia berdoa, dan di larik 11 ia berzikir.
       Di sini juga ada Majas Tautotes yang mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan sinonimnya atau kata-kata yang sama arti dan maksudnya. Ini jelas terbaca pada rangkaian kata di larik 8 sampai dengan larik 14 yaitu dalam ungkapan dengan segenap keikhlasan (ia) bersujud berdoa berzikir bersyukur dan dalam melebur di keluasan semesta-Mu.

***

3
Penggunaan Majas dalam Hanya Kepada Ombak
Rezqie Muhammad AlFajar


HANYA KEPADA OMBAK
(:Sajak rindu untuk Kakakku di sana ...)

kubuka barisan daun dari renggang jari-jarimu
terlihat rupa-rupa embun tergantung mengering
di setiap tangkai ombak yang bernyawa

kau pergi mengantar umur dan janji
sedang di sini beribu bongkah laut
belum selesai membiru

hanya kepada ombak
kuceritakan tentangmu
selagi buih-buih berkejaran di punggung pantai.

di pasir merah itu
kau kecup keningku dan menyapu tangisku
sambil menatap mentari yang melepas gaun kuningnya

hanya kepada ombak
mencurahkan ganasnya jalan pulang
saat kita memegang kincir angin
dan berlari bersama di pasir putih yang terhambur di kaki kita

kau selalu mengajariku menghantam karang
namun kau tak pernah memaksaku melukis ombak

akan selalu kuukir kenangan itu di sepanjang lambai daun nyiur
di setiap botol berisi gulungan harapan nan kita lempar ke perut laut
atau lewat surat-surat hidup yang terjaring di jala-jala nelayan

kini ombak itu tenang dengan irama damainya
meninggalkan melody lautnya...

       Puisi Hanya Kepada Ombak ini termasuk puisi elegi. Untuk lebih jelasnya mari kita cermati bait 1 berikut di bawah ini

1. kubuka barisan daun dari renggang jari-jarimu
2. terlihat rupa-rupa embun tergantung mengering
3. di setiap tangkai ombak yang bernyawa

4. kau pergi mengantar umur dan janji
5. sedang di sini beribu bongkah laut
6. belum selesai membiru

7. hanya kepada ombak
8. kuceritakan tentangmu
9. selagi buih-buih berkejaran di punggung pantai.

10. di pasir merah itu
11. kau kecup keningku dan menyapu tangisku
12. sambil menatap mentari yang melepas gaun kuningnya

13. hanya kepada ombak
14. mencurahkan ganasnya jalan pulang
15. saat kita memegang kincir angin
16. dan berlari bersama di pasir putih yang terhambur di kaki kita

17. kau selalu mengajariku menghantam karang
18. namun kau tak pernah memaksaku melukis ombak

19. akan selalu kuukir kenangan itu di sepanjang lambai daun nyiur
20. di setiap botol berisi gulungan harapan nan kita lempar ke perut laut
21. atau lewat surat-surat hidup yang terjaring di jala-jala nelayan

22. kini ombak itu tenang dengan irama damainya
23. meninggalkan melody lautnya...

       Untuk itu mari kita awali mencermati penggunaan majas di bait 1 berikut di bawah ini.

1. kubuka barisan daun dari renggang jari-jarimu
2. terlihat rupa-rupa embun tergantung mengering
3. di setiap tangkai ombak yang bernyawa

       Bait 1 ini ditulis dengan Majas Perifrase yang ditandai dengan ungkapan panjang dalam ungkapan barisan daun dari renggang jari-jarimu rupa-rupa embun tergantung mengering di setiap tangkai ombak yang bernyawa.
        Berikut marilah kita cermati penggunan majas di bait 2 berikut di bawah ini

4. kau pergi mengantar umur dan janji
5. sedang di sini beribu bongkah laut
6. belum selesai membiru
       
       Bait 2 ini ditulis dengan Majas Eupemisme dengan cara memperhalus kata dengan ungkapan mengantar umur dan janji yang maksudnya adalah meninggal dunia. Bait 2 ini merupakan satu kesatuan Majas Paralelisme yang ditandai dengan kau pergi mengantar umur dan janji yang paralel dengan sedang di sini (ada) beribu bongkah laut belum selesai membiru.      
       Selanjutnya mari kita cermati penggunaan majas di baik 3 berikut ini

7. hanya kepada ombak
8. kuceritakan tentangmu
9. selagi buih-buih berkejaran di punggung pantai

     Bait ini ditulis dengan Majas Personifikasi yang ditandai hanya kepada ombak kuceritakan tentangmu dan buih-buih berkejaran. Bait ini juga ditulis dengan Majas Litotes yang ditandai dengan kata hanya di larik 7.
       Selanjutnya mari kita telisik bait 4 berikut ini      

10. di pasir merah itu
11. kau kecup keningku dan menyapu tangisku
12. sambil menatap mentari yang melepas gaun kuningnya

       Bait 4 ini ditulis dengan majas paralellisme yang ditandai dengan kau kecup keningku setara dengan klausa menyapu tangisku. Di sini juga ada majas personifikasi dalam ungkapan mentari yang melepas gaun kuningnya.
       Selanjutnya mari kita cermati bait 5 berikut ini.

13. hanya kepada ombak
14. mencurahkan ganasnya jalan pulang
15. saat kita memegang kincir angin
16. dan berlari bersama di pasir putih yang terhambur di kaki kita

      Bait ini ditulis dengan Majas Perifrase menggunakan ungkapan panjang hanya kepada ombak mencurahkan ganasnya jalan pulang, saat kita memegang kincir angin dan berlari bersama di pasir putih yang terhambur di kaki kita.
       Berikut mari kita cermati penggunaan majas di bait 6.  

17. kau selalu mengajariku menghantam karang
18. namun kau tak pernah memaksaku melukis ombak

       Bait 6 ini ditulis dengan Majas Hiperbola yang ditandai mengajariku menghantam karang dan melukis ombak.  
       Selanjutnya mari kita telisik bait 7 berikut ini.

19. akan selalu kuukir kenangan itu di sepanjang lambai daun nyiur
20. di setiap botol berisi gulungan harapan nan kita lempar ke perut laut
21. atau lewat surat-surat hidup yang terjaring di jala-jala nelayan

      Bait 7 ini sepenuhnya ditulis dengan Majas Hiperbola yang ditandai dengan ungkapan selalu kuukir kenangan itu di sepanjang lambai daun nyiur, di setiap botol berisi gulungan harapan dan dalam ungkapan surat-surat hidup yang terjaring di jala-jala nelayan. Di sini juga ada Majas Personifikasi  yang ditandai dengan ungkapan lambai daun nyiur.

      Akhirnya sampailah kita pada bait terakhir yaitu bait 8 berikut ini.

22. kini ombak itu tenang dengan irama damainya
23. meninggalkan melody lautnya...

       Bait ini ditutup dengan Majas Personifikasi yang ditandai dengan ombak itu tenang seperti sifat manusia dan ungkapan meninggalkan melody lautnya

2 komentar:

  1. Paparan teori yang lengkap dan disertai contoh puisi yang sesuai, apalagi dari penulis lokal, menjadikan tulisan ini menarik dan informatif.

    Tabik.

    BalasHapus
  2. Dahsyatullah, Pak Hamberan Syahbana!

    BalasHapus